Kulon Progo (MA Darul Ulum
Muhammadiyah Galur) Dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengetahuan
siswa, MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur memprogramkan Kegiatan Wajib Kunjung
Museum (WKM). Wajib Kunjung Museum merupakan bentuk peran dari Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)
Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuannya untuk menjadikan museum sebagai salah
satu pusat pembelajaran, pengkajian, pendidikan, kesenangan, dan rekreasi bagi
pelajar, organisasi, serta masyarakat, di Daerah Istimewa Yogyakarta, di luar
lingkungan sekolah.
Pelaksanaan WKM MA Darul Ulum
Muhammadiyah Galur merupakan fasilitas dari Dinas Kebudayaan (Kundha
Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melaksanakan WKM bagi
sekolah-sekolah maupun madrasah. Kegiatan ini tertunda dikarenakan terjadinya
Pandemi Covid 19, selama 2 tahun lebih, hingga datangnya informasi dari Dinas
Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, pada September
2024.
Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari admin WKM bahwasanya MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur berhak mengikuti WKM di Bulan Oktober kepala madrasah
MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur Didin
Saprudin S.Pd.I., M.Pd. bermusyawarah dengan pihak sekolah (guru, karyawan). Hasil
musyawarah disetujui museum yang akan dikunjungi adalah Museum Keraton
Yogyakarta dan Museum Yogja Kembali. Pemilihan museum berdasarkan jarak tempuh,
serta menghindari kemacetan lalu lintas selama perjalanan. Sedangkan konsumsi
antara lain makanan dan minuman serta transportasi berupa bus berjumlah 3 serta
tiket museum sudah ditanggung oleh pihak WKM Kundha Kabudayan DIY.
Kegiatan WKM MA Darul Ulum
Muhammadiyah Galur dilaksanakan pada Hari Kamis, 10 Oktober 2024. Tempat tujuan
kunjungan museum adalah ke Museum Keraton Yogyakarta dan Museum Monumen
Yogya Kembali dengan 68 peserta terdiri dari siswa semua kelas
total siswa 46, serta guru karyawan sejumlah 22 orang. Pada pukul 09.00
dijemput bus Dinas Kebudayaan 3 armada dengan masing-masing bus berjumlah 24
orang terdiri dari siswa guru, pendamping dari Dinas Kebudayaan masing-masing
berjumlah 3 orang.
Sebelum berangkat kepala sekolah
menyampaikan pesan dan persyaratan yang harus dipenuhi peserta diantaranya:
peserta dalam kondisi sehat dan selalu menerapkan protokol kesehatan saat
mengikuti WKM, peserta berpakaian sopan, rapi, wajib menggunakan masker
selama mengikuti WKM, menyerahkan daftar hadir saat bus WKM tiba di sekolah.
Selanjutnya dilakukan doa bersama dipimpin oleh masing-masing pemandu WKM.
Dalam pelaksanaannya, siswa
begitu terkesan, antusisas dan sangat menikmati kegiatan pembelajaran di
museum, begitu juga dengan para guru, dan karyawan. Kegiatan WKM juga untuk
variasi pembelajaran yang bertujuan melihat secara langsung, sejarah perjuangan
para pahlawan, serta engetahui bentuk museum, diorama, peralatan, foto, dan
gambar yang ada didalamnya.
Sambutan Petugas Museum Monjali
dan Museum Keraton Yogyakarta sangat sabar, koopertif, dan menginspirasi.
Khususnya para Pemandu Wisata dalam memberikan pendampingan, petunjuk, dan
penjelasan, dari satu ruangan/peristiwa ke ruangan/peristiwa lainnya. Pada saat
Pemandu Wisata Monjali menyampaikan pengarahan, sambil berjalan menyusuri ruang
demi ruang. Siswa begitu antusias memperhatikan, mendengarkan dan mencatat
hal-hal yang penting, Begitupun dengan Pemandu Wisata dari Museum Keraton
Yogyakarta
Sebagai bentuk kegiatan Literasi
Museum bagi siswa, siswa dibekali dengan lembar kerja. Lembar kerja ini menjadi
panduan siswa dalam bertanya maupun menuliskan laporan kegiatan kunjung museum,
siswa juga diberikan tugas membuat laporan kunjungan museum, serta video
singkat mengenai nilai-nilai Pancasila. Siswa lebih jelas dan mengerti sejarah
perjuangan pahlawan, bukti nyata perjuangan pahlawan, serta napak tilas jejak
perjuangan pahlawan. Bagi guru juga untuk menambah ilmu dan wawasan,
apalagi yang baru mengetahui secara langsung tentang peninggalan Monjali
(berkaitan Serangan Umum 1 Maret 1949) maupun sejarah Pangeran Diponegoro.
Kegiatan WKM sangat bagus dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan bagi
guru maupun siswa. Mengenal lebih nyata tentang sejarah perjuangan pahlawan
baik dari segi alat untuk berperang ataupun bagaimana cara pahlawan
dahulu berjuang. Dengan begitu siswa dan guru betul - betul dapat
mengenang secara nyata, selalu teringat, lebih mengesan, serta meneladani
sifat-sifatnya.
”Atas nama keluarga besar MA
Darul Ulum Muhammadiyah Galur, kami menghaturkan terima kasih, kepada Tim WKM
Dinas Kebudayaan DIY, atas fasilitas yang diberikan kepada madrasah kami.
Semoga menjadi amal sholeh kita semua, ilmu yang diberikan bermanfaat untuk
para siswa dan guru.,” kata Didin Saprudin kepada Tim WKM.
Dengan adanya kegiatan WKM sebagai bentuk
perwujudan literasi museum ini dapat dikembangkan oleh para guru di sekolah
sehingga semangat siswa untuk belajar semakin meningkat. (Fatkhi)