Rabu, 20 November 2024

Giat Wajib Kunjung Museum MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur

 


Kulon Progo  (MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur)  Dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengetahuan siswa, MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur memprogramkan Kegiatan Wajib Kunjung Museum (WKM). Wajib Kunjung Museum merupakan bentuk peran dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuannya untuk menjadikan museum sebagai salah satu pusat pembelajaran, pengkajian, pendidikan, kesenangan, dan rekreasi bagi pelajar, organisasi, serta masyarakat, di Daerah Istimewa Yogyakarta, di luar lingkungan sekolah.

Pelaksanaan WKM MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur merupakan fasilitas dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melaksanakan WKM bagi sekolah-sekolah maupun madrasah. Kegiatan ini tertunda dikarenakan terjadinya Pandemi Covid 19, selama 2 tahun lebih, hingga datangnya informasi dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, pada September 2024.

 

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari admin WKM bahwasanya MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur  berhak mengikuti WKM di Bulan Oktober kepala madrasah MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur  Didin Saprudin S.Pd.I., M.Pd. bermusyawarah dengan pihak sekolah (guru, karyawan). Hasil musyawarah disetujui museum yang akan dikunjungi adalah Museum Keraton Yogyakarta dan Museum Yogja Kembali. Pemilihan museum berdasarkan jarak tempuh, serta menghindari kemacetan lalu lintas selama perjalanan. Sedangkan konsumsi antara lain makanan dan minuman serta transportasi berupa bus berjumlah 3 serta tiket museum sudah ditanggung oleh pihak WKM Kundha Kabudayan DIY.

Kegiatan WKM MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur dilaksanakan pada Hari Kamis, 10 Oktober 2024. Tempat tujuan kunjungan museum adalah ke Museum Keraton Yogyakarta  dan Museum Monumen Yogya Kembali dengan 68 peserta   terdiri dari siswa semua kelas total siswa 46, serta guru karyawan sejumlah 22 orang. Pada pukul 09.00 dijemput bus Dinas Kebudayaan 3 armada dengan masing-masing bus berjumlah 24 orang terdiri dari siswa guru, pendamping dari Dinas Kebudayaan masing-masing berjumlah 3 orang.

Sebelum berangkat kepala sekolah menyampaikan pesan dan persyaratan yang harus dipenuhi peserta diantaranya: peserta dalam kondisi sehat dan selalu menerapkan protokol kesehatan saat mengikuti WKM, peserta berpakaian  sopan, rapi, wajib menggunakan masker selama mengikuti WKM, menyerahkan daftar hadir saat bus WKM tiba di sekolah. Selanjutnya dilakukan doa bersama dipimpin oleh masing-masing pemandu WKM.

 



Dalam pelaksanaannya, siswa begitu terkesan, antusisas dan sangat menikmati kegiatan pembelajaran di museum, begitu juga dengan para guru, dan karyawan. Kegiatan WKM juga untuk variasi pembelajaran yang bertujuan melihat secara langsung, sejarah perjuangan para pahlawan, serta engetahui bentuk museum, diorama, peralatan, foto, dan gambar yang ada didalamnya.

 

Sambutan Petugas Museum Monjali dan Museum Keraton Yogyakarta sangat sabar, koopertif, dan menginspirasi. Khususnya para Pemandu Wisata dalam memberikan pendampingan, petunjuk, dan penjelasan, dari satu ruangan/peristiwa ke ruangan/peristiwa lainnya. Pada saat Pemandu Wisata Monjali menyampaikan pengarahan, sambil berjalan menyusuri ruang demi ruang. Siswa begitu antusias memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting, Begitupun dengan Pemandu Wisata dari Museum Keraton Yogyakarta

Sebagai bentuk kegiatan Literasi Museum bagi siswa, siswa dibekali dengan lembar kerja. Lembar kerja ini menjadi panduan siswa dalam bertanya maupun menuliskan laporan kegiatan kunjung museum, siswa juga diberikan tugas membuat laporan kunjungan museum, serta video singkat mengenai nilai-nilai Pancasila. Siswa lebih jelas dan mengerti sejarah perjuangan pahlawan, bukti nyata perjuangan pahlawan, serta napak tilas jejak perjuangan pahlawan. Bagi guru juga  untuk menambah ilmu dan wawasan, apalagi yang baru mengetahui secara langsung tentang peninggalan Monjali (berkaitan Serangan Umum 1 Maret 1949) maupun sejarah Pangeran Diponegoro. Kegiatan WKM sangat bagus dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan bagi guru maupun siswa. Mengenal lebih nyata tentang sejarah perjuangan pahlawan baik  dari segi alat untuk berperang ataupun bagaimana cara pahlawan dahulu berjuang. Dengan begitu siswa dan guru betul - betul  dapat mengenang secara nyata,  selalu teringat, lebih mengesan, serta meneladani sifat-sifatnya.

”Atas nama keluarga besar MA Darul Ulum Muhammadiyah Galur, kami menghaturkan terima kasih, kepada Tim WKM Dinas Kebudayaan DIY, atas fasilitas yang diberikan kepada madrasah kami. Semoga menjadi amal sholeh kita semua, ilmu yang diberikan bermanfaat untuk para siswa dan guru.,” kata Didin Saprudin kepada Tim WKM.

 Dengan adanya kegiatan WKM sebagai bentuk perwujudan literasi museum ini dapat dikembangkan oleh para guru di sekolah sehingga semangat siswa untuk belajar semakin meningkat. (Fatkhi)