Rabu, 30 Desember 2020

Ada Kesan tersendiri Belajar dari Rumah (BdR), Kita tidak akan Melupakannya

Sudah sekitar 10 bulan pandemi Covid-19 melanda Indonesia, selama itu pula banyak aktivitas yang dibatasi guna mengurangi penularan Covid-19. Salah satu aktifitas tersebut adalah penerapan kebijakan Belajar dari Rumah (BdR) atau Work form Home (WfH).

Sejak penerapan BdR dan WfH di sekolah, guru dan siswa tidak diperkenankan bertatap muka secara langsung. Pembelajaran yang direkomendasikan adalah pembelajaran on-line. Sementara, tatap muka hanya dilakukan apabila ada kepentingan darurat.

Tentu adanya penerapan kebijakan ini menimbulkan kesan tersendiri bagi para guru dan siswa. Berikut kesan penerapan BdR dan WfH yang tidak terlupakan.

  1. Muncul tatangan baru memastikan siswa fokus belajar di kelas on-line

Penerapan kebijakan BdR dan WfH, tentunya membuat pengawasan dari guru berkurang. Beberapa siswa mungkin kerap mencuri waktu untuk kegiatan lain saat KBM, sehingga tidak fokus mengerjakan tugas.
Hal ini mungkin biasa terjadi di banyak sekolah. Pada saat seperti ini, banyak guru yang akan menghubungi anak secara pribadi, menghubungi orang tua, hingga tidak memberikan nilai jika tugas tidak diselesaikan.

  1. Orangtua menjadi kunci utama

Tentunya berbeda kondisi saat BdR, banyak godaan muncul pada siswa, sehingga tidak fokus dan cenderung mengerjakan aktivitas lain.
Di sinilah peran orangtua menggantikan peran guru di sekolah. Orangtua akan menasehati dan memberi motivasi agar anaknya dapat menyelesaikan tugasnya. Bahkan tidak jarang orang tua mengerjakan tugas yang diberikan guru di sekolah kepada anaknya.

  1. Siswa kesiangan menjadi hal yang lumrah

Penerapan BdR lebih fleksibel, khususnya pemberian sanksi bagi siswa yang kesiangan.
Tidak ada sanksi berat bagi siswa yang kesiangan, biasanya hanya penegasan dan selalu diingatkan melalui grup kelas.

  1. Banyak siswa yang mengeluh keterbatasan alat penunjang

Banyak siswa yang mengeluh tidak memiliki gawai yang mendukung proses pembelajaran secara daring. Keterbatasan ini membuat siswa tidak maksimal dalam mengikuti pembelajaran. Para guru biasanya memaklumi, dan perjuangan mereka akan dilihat sebagai nilai tambahan.

  1. Rindu Sekolah

Efek BdR dan WfH yang bisa terbilang lama, membuat guru dan siswa rindu pembelajaran di sekolah. Ada hal yang dirindukan saat di sekolah, seperti canda tawa, ketengilan siswa, di marah oleh guru, dan lain-lain.

  1. Ada pihak yang menikmati

Meski ada yang rindu pembelajaran di sekolah, tapi ada juga yang menikmati kebijakan BdR dan WfH. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu yang fleksibel dan situasi yang santai, sehingga dianggap liburan. (Az)

Artikel di atas ditulis oleh Muhammad Ridwan Aziz Guru Mapel Sosiologi